Tuhan Manusia dan Alam
Manusia merupakan mahluk yang sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Tuhan menciptakan manusia dalam bentukyang sempurna dan memiliki akal pikiran yang tidak dimiliki oleh mahluk dimanapun dialam semesta ini.manusia berperan besar sebagai khalifah dan hamba Allah dimuka bumi ini.manusia diberikan amanat yang cukup besar terhadap alam.selain itu manusia harus menjalankan ketentuan-ketentuan yang telah Allah berikan kepada manusia agar alam tetap harmonis dan terjaga.
Karena itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.kenyatan bahwa manusia dengan alam sebagai ciptaan Allah yang merupakan satu kesatuan dimana manusia diberikan hak untuk mengeksploitasi alam secara wajar dengan tidak berlebihan.Hal ini diberikan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.Manusia memiliki tanggung jawab besar terhadap alam mereka harus menjaga dan melestarikan
Namun memang seringkali kita melihat sifat manusia yang kufur nikmat itu. Salah satu hal yang paling jelas terlihat adalah kebiasaan manusia untuk menguras semua kekayaan alam tanpa memperdulikan kelestariannya. Padahal sesungguhnya di dalam ajaran islam selalu dijelaskan bagaimana cara memanfaatkan alam dengan semestinya. Bahkan Allah SWT dalam Al-Quran menyebutkan bahwa orang-orang merusak lingkungan itu adalah termasuk golongan orang munafik. ”Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (Q. S. Al-Baqarah ; 11-12) Dalam ayat tersebut tampak bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ini.Pada kenyataannya saat ini manusia sudah tidak lagi memperhatikan keseimbangan alam dalam pengeksploitasiannya. Saat ini manusia sudah dikuasai nafsu untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga dalam memanfaatkan alam tak lagi memperdulikan dampak buruk terhadap keimbangan ekosistem alam di bumi ini. Hutan-hutan yang dulu lebat kini sudah gundul karena pohonnya habis ditebangi untuk berbagai macam keperluan industri. Ditambah lagi mayoritas kegiatan penebangan pohon tidak diikuti dengan kegiatan menanam pohon dengan persentase minimal setara dengan banyak pohon yang ditebang. Hal ini sungguh berakibat fatal, karena dengan demikian fungsi hutan sebagai penahan air, penyaring udara dan habitat bagi berbagai macam ekosistem flora dan fauna bisa musnah. Bila hal itu terjadi, maka jelaslah hanya dampak buruk yang akan kita terima sebagai konsekuensinya. Contohnya saja banjir bandang, tanah longsor dan yang paling parah ialah pemanasan global yang sekarang sedang terjadi. Dan ketika musibah itu terjadi, s akan bAllah karena maka kita secara reflekerdo’a kepada Allah dengan hati yang ikhlas dan semata-mata karena berharap kita segera diselamatkan dari musibah itu.
Lihatlah fakta kehidupan sekarang ini. Kita merasakan cuaca alam, suhu serta musim tidak dapat selaras lagi bahkan diprediksi sekalipun dihitung oleh kecanggihan alat - alat buatan parailmuwan. Banyak hal kehidupan manusia pun tidak sejalan oleh keinginan sebagian besar manusia. Ambil contoh; terjadinya konfrontasi antara anak dengan orang tua, perceraian suamiistri, konfrontasi rakyat dengan pemerintah, buruh dengan pengusaha, dan lain - lain, hal inimenandakan bahwa sendi - sendi kehidupan mengalami ketidak-harmonisan atau disebut disharmoni
Krisis lingkungan saat ini sudah sampai pada tahap yang serius dan mengancam eksitensi planet bumi di mana manusia, hewan dan tumbuhan bertempat tinggal dan melanjutkan kehidupannya. Manusia modern dewasa ini sedang melakukan perusakan secara perlahan akan tetapi pasti terhadap sistem lingkungan yang menopang kehidupannya. Kerusakan lingkungan baik dalam skala global maupun lokal termasuk di negara kita hingga saat ini sudah semakin parah. Indikator kerusakan lingkungan terutama yang diakibatkan oleh degradasi lahan cukup nyata didepan mata dan sudah sangat sering kita alami seperti banjir tahunan yang semakin besar dan meluas, erosi dan pendangkalan (sedimentasi) sungai dan danau, tanah longsor, kelangkaan air (kuantitas dan kualitasnya) yang berakibat terjadinya kasus kelaparan di beberapa daerah dinegara kita dan beberapa negara lain.
Polusi air dan udara, pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dunia, mencairnya salju di wilayah kutub utara dan selatan, kerusakan keragaman hayati, kepunahan spesies tumbuhan dan hewan serta ledakan hama dan penyakit merupakan gejala lain yang tak kalah serius yang sedang mengancam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan diplanet bumi ini. Mewabahnya penyakit hewan dan manusia yang mematikan akhir-akhir ini seperti demam berdarah, flu burung hingga HIV, sebenarnya juga merupakan akibat akibat dan dampak dari telah terjadinya gangguan kesetimbangan dan kerusakan lingkungan fisik maupun non-fisik di permukaan bumi.
Berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika dicermati, sebenarnya berakar dari pandangan manusia tentang alam dan lingkungannya. Perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap alam itulah yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan. Sebagai contoh dalam lingkup lokal, pencemaran lingkungan yang terjadi di Sumatera Utara oleh PT. Inti Indorayon Utama, kerusakan lingkungan dan pencemaran di Irian Jaya oleh PT. Freeport Indonesia, serta kerusakan hutan akibat penebangan yang illegal, merupakan contoh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksploitasi intensif (berlebihan) terhadap sumberdaya alam yang akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia. Orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat berpengaruh. Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang sistem lingkungannya, mempunyai andil yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang terjadi dunia saat ini.
Polusi air dan udara, pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dunia, mencairnya salju di wilayah kutub utara dan selatan, kerusakan keragaman hayati, kepunahan spesies tumbuhan dan hewan serta ledakan hama dan penyakit merupakan gejala lain yang tak kalah serius yang sedang mengancam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan diplanet bumi ini. Mewabahnya penyakit hewan dan manusia yang mematikan akhir-akhir ini seperti demam berdarah, flu burung hingga HIV, sebenarnya juga merupakan akibat akibat dan dampak dari telah terjadinya gangguan kesetimbangan dan kerusakan lingkungan fisik maupun non-fisik di permukaan bumi.
Berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika dicermati, sebenarnya berakar dari pandangan manusia tentang alam dan lingkungannya. Perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap alam itulah yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan. Sebagai contoh dalam lingkup lokal, pencemaran lingkungan yang terjadi di Sumatera Utara oleh PT. Inti Indorayon Utama, kerusakan lingkungan dan pencemaran di Irian Jaya oleh PT. Freeport Indonesia, serta kerusakan hutan akibat penebangan yang illegal, merupakan contoh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksploitasi intensif (berlebihan) terhadap sumberdaya alam yang akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal lahan dengan sumberdayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia. Orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat berpengaruh. Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang sistem lingkungannya, mempunyai andil yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang terjadi dunia saat ini.
Sumber :http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1009&Itemid=93 http://muharni.multiply.com
http://kapandut.blogspot.com